Sabtu, 24 Desember 2016

Bahaya pergeseran sikap mandiri menjadi bergantung pada orang tua

Judulnya artikel ini memang agak membingungkan, tapi jelas ada di antara kita. Entah mereka sadar melakukannya, atau mungkin terbawa dengan nafsu yang kelewat batas. Hanya diri kita yang bisa menilai.

Saat artikel ini ditulis, usia saya baru 21 tahun. Tergolong usia yang masih sangat produktif. Yang memiliki banyak keinginan, tapi masih berusaha untuk mewujudkannya satu per satu. Mulai dari tabungan banyak, motor dan mobil keren, gadget, rumah, dan lain sebagainya. Sebagai mahluk sosial saya pun banyak bergaul dengan siapapun, mulai dari yang masih muda sampai yang tua sekalipun, dari orang yang berada maupun yang kekurangan, berbagai kelompok maupun individu.

Sampai pada saya bertemu dengan beberapa teman, umurnya masih sangat muda. Dengan rentang 19-22 tahun. Tapi ada yang membuat saya terheran-heran adalah, mereka sudah menikah. Dalam benak saya berpikir, bagaimana mereka bisa menikah dengan usia yang masih sangat muda? Jawab saya dalam hati hanya bilang "mungkin mereka dari keluarga mampu". Tapi ternyata apa fakta yang saya dapatkan membuat saya kaget.

"gue nikah muda, karena awalnya gue suka sama seorang cewek. Terus si cewek minta nikah, eets tapi ini gue murni bukan karena accident yah. Si cewek minta buru-buru nikah, gue juga sih sebenernya ngebet. Akhirnya gue minta bantu orang tua, awalnya gue minta sama orang tua ngga dikasih, karena banyak faktor. Tapi dengan banyak penjelasan akhirnya mereka ngizinin gue untuk menikah. Terus terang gue hanya megang uang sedikit waktu itu, dan akhirnya gue sedikit 'ngerengek' supaya dibantu dari segi biaya. Dan akhirnya gue bisa nikah muda".

Yang jadi pertanyaan saya pribadi adalah berarti biaya nikah dikeluarkan oleh orang tua, bukan diri sendiri? Dan dia menjawab "Ya iya, gue ga mampu kalo sendiri. Lagian selagi masih ada orang tua, ada yang biayain, kenapa enggak?"

Disini saya banyak memiliki tanda tanya besar, diantaranya :
1. Menikah itu kan butuh 2 individu yang dewasa, yang berpikiran matang. Ketika mereka menikah muda, bagaimana mereka mengatasi masalah yang timbul dalam rumah tangga?
2. Pasangan yang menikah seharusnya bisa mandiri baik secara pribadi, materi, ilmu, dan lain-lain. Satu hal saja hilang, akan sulit berjalan. Kalau dari segi materi saja untuk menikah masih mengandalkan orang tua? bagaimana kedepannya?
3. Dari segi si pria, kalau awal-awal masih ada campur tangan orang tua. Bagaimana kelanjutannya? bisakah mereka mandiri, dewasa, dan berhenti untuk bergantung pada orang tuanya?

Realita yang saya lihat, temui, dan rasakan. Mereka yang menikah muda dan ada ketergantungan pada orang tua tidak bisa lepas dari orang tuanya untuk berkeluarga secara mandiri. sedikit-sedikit orang tua, ada kekurangan dalam keluarga larinya ke orang tua, dan lain-lain. Lalu dimanakah kemandirian dan kemampuan untuk berkeluarga secara dewasa dan mandirinya? Dan mau sampai kapan terus bersikap seperti itu? Dan ketika orang tua sudah tiada, siapa yang mau menjadi 'sandaran' untuk bantuan ketika keluarga itu sedang kesulitan?

Buat permbaca artikel ini, cobalah untuk mandiri dari sekarang dari segi apapun. Belajar mengelola masalah sendiri, kurangi campur tangan orang tua. Karena suatu saat kita juga akan menjadi orang tua yang harus bisa mandiri mengatasi masalah dan kebutuhan hidup secara pribadi, tanpa campur tangan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar